Senin, 05 September 2016

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Tema: Inilah Saya Bagi Keluarga


BERJALAN DALAM KETERBATASAN


“Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Kutipan diatas berasal dari tokoh besar bangsa ini, bapak presiden pertama Republik Indonesia yaitu Bung Karno, Seorang proklamator yang terkenal dengan pidatonya yang selalu menggugah semangat perjuangan, semangat cinta tanah air, semangat untuk menjaga keutuhan  negeri ini. Kata-kata itu pula yang selalu di ucapkan almarhumah Mama kepada anak sulungnya ini.
Namaku Ahmad Fadhillah Ramadhan, seorang anak laki-laki pertama dari empat bersaudara yang lahir pada tanggal 22 Januari 1997. Saat ini aku tinggal di kampung cibitung suatu daerah di padurenan Kota Bekasi. Aku memiliki tiga orang adik yang saat ini sudah bersekolah, adik pertamaku bernama Dwi Kangjeng yang kini menginjak kelas XII SMK, adikku yang kedua bernama Muhammad Ibrahim Genta Buana yang saat ini duduk di kelas VIII SMP, dan adikku yang terakhir bernama Abdi Muhammad Shalihin yang sudah kelas V SD. Kami tinggal bersama ayah sejak mama meninggal sekitar 2 bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 15 Juli 2016. Di mata keluarga aku adalah harapan yang kelak dapat mengangkat derajat keluarga dan menjadi contoh yang baik bagi adik-adikku.
Sejak kecil aku sudah terbiasa hidup sederhana, ayahku tidak memiliki pekerjaan yang pasti. Ayah selalu berganti-ganti profesi demi menghidupi kami anak-anaknya. Sebelumnya ayahku pernah menjadi pedagang asongan di pinggir jalan bersama alm. Mama, seingatku mereka juga pernah menjual sepatu di pinggir jalan dan sering kali mereka menjajakan dagangannya di depan pabrik atau di depan stasiun kereta, bahkan demi menambah penghasilan ayah juga menjadi tukang pijat urut reflexy. Sekarang ayah bekerja di salon kecil menjadi seorang hair stylist dengan upah yang jauh di bawah UMR. Meskipun demikian aku sangat bangga kepada kedua orang tuaku yang sudah bekerja keras demi menghidupi kami dan bersusah payah membiayai kami sekolah, bahkan saat ini aku adalah Mahasiswa Semester 3 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dan sampai saat ini ayah masih berjuang demi membiayai kehidupan dan biaya sekolah anak-anaknya meski tanpa mama.
Ini adalah cerita yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku, Ketika aku masih belajar di Sekolah Dasar (SD) aku merasa tidak seperti anak yang lainnya, jika aku lihat teman-temanku kebanyakan dari mereka dapat dengan mudah bersekolah, semuanya di fasilitasi oleh orang tua mereka, tidak seperti aku yang harus memiliki keinginan yang kuat untuk dapat tetap melanjutkan sekolah. Keluargaku selalu berpindah-pindah rumah, hampir setahun sekali kami pindah rumah, pernah juga hanya sebulan kami tinggal di suatu rumah, karena kami hanya mengontrak sebuah rumah kontrakan kecil. Hal ini yang membuat aku harus bersusah payah untuk sekolah karena jarak rumah yang terkadang cukup jauh, dan seringkali kedua orang tuaku tidak memiliki uang untuk sekedar aku naik angkutan umum. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatku untuk sekolah, bagiku sekolah adalah suatu kewajiban dan hal yang menyenangkan, tidak heran ketika itu aku sangat bersemangat untuk belajar di sekolah meskipun harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh dan tanpa uang jajan.  Ketika aku kelas V SD keluargaku pindah ke daerah padurenan dan aku tetap sekolah di SDN Bojong  Rawalumbu VIII, jarak rumah dan sekolahku sangat jauh untuk ukuran anak SD, untuk sampai di sekolah aku harus naik angkutan umum dua kali. Akhirnya, aku memutuskan untuk membantu kedua orang tuaku dengan berjualan di sekolah untuk sekedar menambah uang jajan dan ongkos angkutan umum. Setiap hari aku berangkat lebih pagi dan membawa agar-agar, bihun, dan snack lainnya ke sekolah. Meskipun untuk sekolah aku harus bersusah payah namun saat itu aku tidak pernah mengeluh atau merasa malu kepada teman-teman dan guruku.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, ketika di Sekolah Dasar (SD) tepatnya di SDN Bojong Rawalumbu VIII, aku adalah siswa yang berprestasi dalam hal akademik mampun non-akademik. Aku adalah juara di kelas, dan aku selalu mendapat rangking 3 besar dikelas, bahkan aku juga aktif  mewakili sekolahku dalam perlombaan futsal antar SD di Kota Bekasi, dan sering kali aku mewakili sekolah mengikuti acara Pramuka yang di selenggarakan di tingkat kecamatan ataupun Kota Bekasi. Aku juga pernah mejuarai Olimpiade Matematika dan mewakili kecamatan rawalumbu untuk lomba Olimpiade selanjutnya. Hal itu yang membuat guru-guruku bangga kepadaku, meskipun dalam keterbatasan aku mampu melewati dan menjalaninya dengan baik. Ketika aku berhasil menjuarai Olimpiade matematika, ada orang tua murid yang memintaku untuk mengajari anaknya matematika, Irfan namanya. Irfan adalah teman sekelasku, dan ketika pulang sekolah, terkadang aku kerumah irfan dan belajar matematika bersama, disana aku merasa senang karena dapat berbagi ilmu, apalagi matematika. Ketika aku hendak pamit pulang, ibu irfan selalu memberi aku uang Rp. 2.000 yang saat itu cukup untuk ongkos angkutan umum yang tarifnya masih Rp. 1.000, pas karena aku harus naik angkutan umum dua kali.
Hari demi hari berlalu, aku merasa sangat nyaman dengan sekolah dan kehidupanku saat itu, namun kedua orang tuaku  memutuskan untuk memindahkan aku sekolah dengan jarak yang lebih dekat dari rumah. Ketika kelas VI SD aku pindah ke SDN Padurenan IV, Meskipun aku siswa pindahan dan hanya belajar 2 semester disana, aku sering menjadi pemimpin upacara bendera ketika hari senin. Aku juga selalu mendapat ranking 1 dan prestasiku tidak berhenti disana, bahkan aku lulus dengan nilai UN terbaik se-kecamatan Mustika Jaya dengan nilai 27,00 dari 3 mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Memasuki masa SMP, aku sekolah di SMPN 10 Bekasi yang letaknya hanya 100 meter dari rumah, sekolahku juga termasuk SMP Favorit di daerah tempat tinggalku. Ketika aku SMP, kehidupan keluargaku bisa dibilang lebih baik dibandingkan ketika aku Sekolah Dasar, Karena Alm. Mama membantu ayah mencari nafkah dengan berjulan pempek di kantin SMPN 10 Bekasi tempat aku belajar. Setiap hari ketika aku istirahat aku selalu membantu mama di kantin dan seiring waktu ekonomi keluargaku mulai membaik karena ayah bekerja dan alm. Mama berjualan di kantin. Saat itu aku dan adik-adikku juga tidak membutuhkan banyak biaya, karena Pemerintah Bekasi menyelenggarakan pendidikan gratis, kedua orang tuaku sangat terbantu dengan kebijakan pemerintah Wajib Belajar 9 tahun saat itu.
Aku juga pernah tinggal di sebuah Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa Ar-raihan di padurenan, cerita ini berawal dari teman sekelasku yang tinggal yayasan tersebut, dayat namanya. Dayat mengatakan bahwa di Yayasan itu kita diajarkan lebih mengenal tentang Islam, sebuah pesantren khusus anak yatim piatu dan kaum dhuafa ini tidak di pungut biaya sama sekali dan kita tetap dapat sekolah diluar, hanya saja kita tinggal disana. Semua Keperluan kita juga di penuhi, mulai dari peralatan sekolah sampai uang jajan. Aku tertarik dengan cerita dayat dan mengutarakan niatku untuk lebih mengenal tentang Islam disana. Disana aku belajar disiplin dan mandiri, mulai dari bangun jam 4 pagi dan melaksanakan shalat tahajud, Makan, mencuci baju dan lainnya harus di kerjakan sendiri. Meskipun aku tinggal di yayasan tersebut aku tetap sekolah di SMPN 10 Bekasi dan tetap membantu mama di kantin. Aku tinggal di Yayasan hanya setahun, ketika kelas IX aku kembali tinggal dengan kedua orang tuaku.
Aku bukanlah manusia yang sempurna, aku juga pernah merasa terpuruk saat SMP, lebih tepatnya perasaan minder dan malu kepada teman-teman di sekolah karena aku selalu membantu alm. Mama di kantin, Namun semua perasaan seperti itu aku buang jauh-jauh dan tetap menjalani kehidupan dan lebih fokus pada prestasiku di sekolah meskipun banyak cacian dan hinaan yang teman-teman sekolahku katakan, Aku tetap berdiri tegar. Meskipun demikian aku sangat bersyukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan aku kedua orang tua yang hebat dalam segala hal, terutama alm. Mama, beliau adalah orang yang memiliki wawasan yang sangat luas, alm. Mama adalah seorang motivator dalam kehidupanku yang selalu mendorongku untuk terus berprestasi tidak hanya di bidang akademik namun juga non-akademik, karena itulah tidak ada kata-kata di dunia ini yang sanggup menuliskan betapa berharganya beliau bagiku, jasa dan semua ilmu yang beliau ajarkan tidak akan pernah aku dapatkan dimana pun meski di sebuah perguruan tinggi ternama sekalipun. Alm. Mama adalah orang tua yang bisa di jadikan teman curhat, tempatku berkeluh kesah dan setiap ada masalah pasti aku ceritakan kepada beliau dan mama selalu memberikan solusi yang terbaik, dan mama lah yang membuat aku bisa berjalan menjalani kehidupan ini tanpa rasa mengeluh. Kata-kata beliau yang selalu memotivasiku untuk mengejar cita-citaku meskipun dalam keterbatasan yang aku miliki, Beliau adalah guru besar dalam hidupku, bahkan sampai di akhir hayatnya beliau masih bangga kepadaku yang selalu berprestasi dan memintaku untuk tetap melanjutkan pendidikan di Politeknik Negeri Jakarta.
Ketika di SMPN 10 Bekasi aku termasuk siswa yang berprestasi, aku selalu mendapat ranking 3 besar di kelas, bahkan saat kelas VIII semester 2 aku menjadi Juara Umum di SMPN 10 Bekasi. Selain dalam hal akademik, aku juga siswa yang aktif berorganisasi, aku pernah  menjabat menjadi Wakil Ketua Osis SMPN 10 masa kepengurusan 2010-2011. Prestasiku tidak berhenti disana, aku juga menjadi 10 Lulusan terbaik di sekolah dengan nilai UN 34,15 dari empat mata pelajaran yakni, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Lantas hal itu membuat aku dapat memilih ingin melanjutkan di SMA/SMK favorit di Kota Bekasi.
Aku melanjutkan pendidikan-ku di SMKN 3 Kota Bekasi dan mengambil Jurusan Akuntansi. Ketika di SMKN 3 Bekasi, aku termasuk siswa yang sering mewakili sekolahku dalam perlombaan pencak silat antar SMA/SMK karena memang aku memilih pencak silat sebagai ekstrakurikuler. Nama Perguruan Pencat silat ku adalah Satria Muda Indonesia yang didirikan oleh Bapak Prabowo Subianto, Saat itu aku tergolong kelas B dengan berat 48-51 kg. Selain Aktif di Pencak Silat aku juga membantu orang tuaku mengirim pempek ke warung-warung atau rumah yang ingin menjual pempek kami, dengan menggunakan box aku mengirim pempek buatan orang tuaku. Sering kali aku kesekolah membawa box-box yang berisi pempek sisa karena memang sebelum sekolah aku lebih dulu mengantar pempek. Semua itu kulakukan untuk membantu kedua orang tuaku karena bayaran sekolahku terbilang cukup mahal saat itu yang mencapai Rp. 250.000 perbulan.
Aku percaya bahwa Allah S.W.T tidak akan membebani umatnya melebihi batas kemampuannya, dan hal itu pula yang membuatku tidak pernah merasa semua yang aku lakukan adalah beban, aku menjalaninya dengan penuh keikhlasan, karena aku yakin hidup itu seperti sebuah drama, kita manusia sebagai aktornya yang harus memerankan apa rencana yang sudah di takdirkan. Untuk menjadi seorang  aktor terbaik kita harus bermain total, begitu pula dalam menjalani kehidupan. Aku percaya bahwa suatu hari nanti Allah S.W.T akan memberikan kehidupan yang lebih baik sebanding dengan perjuangku selama ini, dan aku yakin bahwa pertolongan itu akan datang kepada siapa pun yang tetap ikhtiar.
Semua Perjuanganku belajar di SMKN 3 Kota Bekasi akhirnya membuahkan hasil, Saat itu aku selalu mendapat ranking 3 besar dan pada tahun 2015 aku menjadi 3 lulusan terbaik SMKN 3 Kota Bekasi dengan nilai UN 34,98 dari empat mata pelajaran yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Akuntansi. Aku juga mendapat kabar gembira, aku mendapat undangan dari Politeknik Negeri Jakarta di Jurusan Akuntansi, Prodi D3 Akuntansi melalui jalur PMDK-PN atau biasa dikenal dengan Seleksi Nilai Raport. Kedua orang tuaku juga ikut merasakan bahagia dan bangga mendengar kabar tersebut namun hal itu tidak berlangsung lama karena kami juga mendapat kabar buruk yakni Alm. Mama di nyatakan positif terkena kanker payudara. Bagai disambar petir aku mendengar apa yang di katakan dokter dan aku sangat sedih mendengar kabar tersebut. Hal itu yang membuat aku sempat mengurungkan niat untuk tidak melanjutkan kuliah dan ingin bekerja saja. Namun, Alm. Mama yang memotivasi-ku untuk tetap melanjutkan pendidikan, harapan itu yang membuatku kembali semangat dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan-ku di Politeknik Negeri Jakarta.
Di kampus aku bukanlah seorang Mahasiswa biasa yang hanya mementingkan akademik, aku termasuk mahasiswa yang aktif dikelas maupun di luar kelas. Dikelas aku adalah seorang ketua kelas, dan diluar kelas aku tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) departemen Sosial dan Politik atau biasa di kenal dengan (SOSPOL). Ketika aku masih menjadi Mahasiswa Baru (MABA) tepatnya ketika semester 1, aku di percaya menjadi Project Officer dalam sebuah acara Pelatihan Tugas Akhir dan Skripsi 2015 (PENTAS 2015). Aku juga pernah menjadi staff logistik dalam sebuah acara Akuntansi Peduli 2016 (APEL 2016) , dan juga menjadi Koordinator Humas Publikasi, dan Dekorasi dalam acara Akuntansi Peduli dan Beraspirasi 2016 (APASI 2016). Meskipun aku termasuk mahasiswa yang  aktif berorganisasi, aku juga berprestasi dalam hal akademik, terbukti dengan Indeks Prestasiku yang mencapai 3,62 saat semester 1, dan 3,92 saat semester 2. Saat ini aku adalah Mahasiswa Semester 3 Jurusan Akuntansi, Prodi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta (PNJ)  yang akan terus berprestasi selama kuliah di PNJ, demi membanggakan kedua orang tuaku, dan motivasiku saat ini adalah menjadi lulusan terbaik di PNJ. Aku berharap bisa mendapatkan Beasiswa Bazma Pertamina 2016 guna membantuku meraih cita-citaku. Suatu hari nanti aku ingin berbagi dengan teman-teman yang kurang beruntung, aku ingin membuka sekolah dari SD,SMP,SMA/SMK atau mungkin Perguruan Tinggi yang bila ada Siswa/Mahasiswanya yang tidak mampu aku dapat memberikan beasiswa kepada siapapun yang berprestasi demi meraih cita-cita mereka.
“Hidup memang penuh perjuangan, namun hanya ada dua pilihan dalam menjalani kehidupan ini. Pasrah dengan keadaan dan menunggu keajaiban, atau berjuang dan terus berjalan meski dalam keterbatasan.” ~ Ahmad Fadhillah Ramadhan 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.